Mereka menghabiskan lebih banyak dan melakukan perjalanan ke tempat yang lebih jauh. Sekarang tidak hanya ada satu jenis wisatawan Indonesia – demokratisasi wisatawan internasional di Indonesia mengartikan bahwa merek-merek yang menargetkan wisatawan Indonesia harus cerdas dalam mengetahui jenis-jenis wisatawan yang ingin mereka targetkan, dan berpikir keras mengenai cara terbaik untuk melakukannya.
Indonesia merupakan negara ke-4 di dunia yang paling padat penduduknya, dan merupakan negara ekonomi terbesar di Asia Tenggara, berada di peringkat 10 pada peringkat dunia.
Negara ini memiliki rata- rata pertumbuhan ekonomi lebih dari 5 persen dalam dekade terakhir. Jumlah rumah tangga di Indonesia yang menghasilkan 5.000 sampai 15.000 dolar Amerika dalam pendapatan disposabel tahunan diperkirakan akan bertambah dari 36 persen menjadi lebih dari 58 persen dari total populasi pada tahun 2020.
Menurut Visa Global Travel Intention Survey 2015, perjalanan wisata ke luar negeri dari Indonesia meningkat sebesar 33 persen dan rata-rata anggaran perjalanan bagi wisatawan Indonesia meningkat sebesar 30 persen dari tahun 2013-2015.
Pengeluaran untuk wisata meningkat dari 28,9 miliar dolar Amerika pada tahun 2010 menjadi 37,7 milyar dolar Amerika pada tahun 2014 (www.wttc.org), hal ini mencerminkan peningkatan kekayaan rata-rata masyarakat Indonesia secara keseluruhan.
Dengan semakin banyaknya wisatawan Indonesia yang ke luar negeri, terutama generasi muda, mengungkapkan pilihan mereka mencari pengalaman wisata yang unik, baru, otentik dan personal yaitu untuk membuat mereka berbeda dengan rekan-rekannya.
Wistawan yang lahir tahun 80 dan 90an, atau biasa disebut wisatawan Millenilal, mencari pengalaman yang lebih baru, termasuk wisata petualangan, eksplorasi ke kutub, dan perjalanan darat (road trips).
Berdasarkan data Singapore Tourism Board, wisatawan Millennial Indonesia cenderung mengambil liburan secara mendadak (31 persen banding 19 persen untuk rata-rata wisatawan Millennial Asia).
Pilihan hotel merupakan faktor utama lainnya dalam membuat keputusan, dan wisatawan Indonesia mengharapkan tingkat kenyamanan penginapan yang setara dengan di rumah. Kondisi ruangan merupakan faktor utama, diikuti dengan pelayanan hotel, lokasi hotel, fasilitas berteknologi canggih, serta desain dan gaya hotel.
Untuk hotel-hotel yang menargetkan wisatawan Indonesia, sangat penting untuk memahami berbagai jenis wisatawan Indonesia dan jenis wisatawan mana yang tepat dan sesuai dengan merek hotel dan proposisinya.
Bernardo Cabot Estarellas, Senior Vice President Meliá Hotels International untuk Asia Pasifik, meyakini bahwa semua penawaran produk dan pelayanan hotel harus berdasarkan pada pemahaman yang jelas mengenai perubahan harapan dan keinginan wisatawan masa kini.
Ia mengatakan, “Wisatawan masa kini berasal dari kelompok demografis yang berbeda-beda (Baby Boomers, Gen X, Gen Y, Millennial, Gen Z) dan juga segmen psikografis yang berbeda-beda. Ini berarti semakin tersegmentasi penawaran hotel, dan semakin banyak profil pelanggan yang dilayani, maka akan semakin baik.”
The Center for Hospitality Research (Pusat Penelitian Perhotelan) di Cornell University menemukan bahwa tamu yang merasa puas akan menghabiskan pendapatan tambahannya sebanyak 50% lebih banyak dari daripada mereka yang merasa hanya puas saja, dan menghabiskan 75% lebih banyak dibanding tamu yang merasa tidak puas.
Selain itu, mereka yang memiliki pengalaman berkesan cenderung mengunjungi hotel yang sama berulang kali.
Mr. Cabot menambahkan bahwa ini adalah mengenai merek untuk segmen yang tepat.
“Untuk masing- masing segmen demografis dan psikografis ini, Meliá Hotels International memiliki merek yang sesuai dengan pengalaman yang mereka cari. Berkat strategi merek kami, hotel kami tidak hanya berbeda dengan yang lainnya, tetapi juga melayani profil pelanggan yang berbeda-beda. Dengan demikian, kami mendapatkan loyalitas dari para pelanggan kami. Dan memenuhi harapan dari para tamu adalah hal yang paling penting.”
Peningkatan Konektivitas
Globalisasi dan teknologi menghilangkan jarak, dan rute perjalanan pun digambar kembali.
Rute dan destinasi baru akan terus membuat perjalanan internasional menjadi lebih mudah dan lebih nyaman bagi para pelancong baru. Lebih dari itu, moda transportasi yang semakin canggih, pilihan akomodasi yang beragam, destinasi wisata yang tidak biasa, kecilnya biaya, dan pilihan wisata lainnya menyebar melalui akses internet yang cepat dan banyakanya perangkat mobile di seluruh dunia.
Dengan perubahan preferensi ini, para wisatawan Millennial dapat mengakses dan berbagi pengalaman dengan lebih mudah.
Wisatawan Millennial Indonesia contohnya, mereka sering terpengaruh oleh pengalaman orang lain, dan ini terjadi di seluruh secara jaringan sosial offline dan online, begitu juga forum-forum online dan situs-situs review.
Sebuah studi yang dilakukan oleh AS Commercial Service (USCS) menemukan bahwa generasi muda Indonesia terhubung dengan baik melalui media sosial – Indonesia merupakan negara dengan pengguna facebook terbesar ke-4 dan Jakarta baru saja melampaui Tokyo sebagai kota nomor satu pengguna Twitter.
Menurut hasil studi Singapore Tourism Board, wisatawan Millennial Indonesia mengandalkan informasi dari mulut ke mulut mengenai tujuan wisata mereka, dan wisatawan ini berbagi pengalaman wisatanya pada media sosial mereka.
Untuk merangkul wisatawan Millennial Indonesia, Meliá Hotels International secara aktif terlibat di Facebook, di mana Meliá Hotels International secara khusus menargetkan wisatawan Indonesia.
Melalui platform media sosial ini, masyarakat Indonesia dapat berbagi pengalaman yang mereka dapatkan di hotel- hotel yang dikelola Meliá Hotels International di seluruh dunia, menciptakan buzz dan antusiasme untuk properti-propeti mewah ini.
Hingga hari ini di tahun 2016 ini, Facebook Meliá Hotels International telah menghasilkan lebih dari lebih dari 8 juta views dan melibatkan lebih dari 1 juta konsumen di Indonesia, tentu saja hal ini meningkatkan brand awareness perusahaan secara efektif di negara ini.
Pada tahun 2016, Meliá Hotels International merayakan hari jadinya yang ke-60. Dalam enam dekade ini, perusahaan hotel asal Spanyol ini telah tumbuh dari perusahaan kecil hingga menjadi perusahaan multinasional dengan hampir 100.000 kamar di 43 negara – karena Meliá Hotels International memahami berbagai jenis wisatawan dan pergeseran industri.
Dengan memberikan pengalaman tak terlupakan kepada setiap tamu yang tidak dapat mereka temukan di tempat lain, para tamu Meliá Hotels International – khususnya generasi Millennial – telah menjadi brand ambassador bagi Meliá Hotels International.