Gerakan Nasional untuk Indonesia Sehat Tanpa Tembakau
Yayasan Jantung Indonesia (YJI) memberikan dukungan penuh terhadap Wanita Indonesia Tanpa Tembakau (WITT) dalam upaya mengurangi prevalensi penyakit jantung dan kardiovaskular di Indonesia. Inisiatif ini hadir sebagai respons terhadap meningkatnya jumlah wanita perokok, yang berisiko besar terhadap kesehatan mereka dan generasi mendatang.
Berdasarkan data terkini, angka wanita perokok di Indonesia mengalami lonjakan signifikan, yang memperburuk angka kejadian penyakit jantung, stroke, dan kanker. Selain itu, kebiasaan merokok juga berdampak negatif pada kesehatan reproduksi dan kualitas hidup keluarga.
🚨 Merokok & Penyakit Jantung: Ancaman Nyata bagi Wanita Indonesia
Menurut Annisa Pohan Yudhoyono, Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia, tren ini harus segera dihentikan. “Kami sangat prihatin dengan meningkatnya jumlah wanita perokok. Merokok adalah salah satu penyebab utama penyakit jantung dan kardiovaskular. Oleh karena itu, YJI siap berkolaborasi dengan WITT dan berbagai pihak untuk mengedukasi masyarakat, terutama wanita, tentang bahaya tembakau,” tegas Annisa.
Sementara itu, Yanthi Heru, Ketua Umum WITT, menegaskan bahwa wanita memiliki peran sentral dalam keluarga.
“Dengan memberdayakan wanita untuk hidup sehat tanpa rokok, kita tidak hanya menyelamatkan mereka, tetapi juga melindungi kesehatan anak-anak dan keluarga mereka,” ujarnya.

💪 Langkah Nyata: Kampanye, Regulasi, dan Edukasi Anti-Tembakau
Yayasan Jantung Indonesia dan WITT berkomitmen untuk:
✅ Mengedukasi masyarakat tentang dampak buruk merokok bagi kesehatan jantung dan reproduksi
✅ Mendorong kebijakan pemerintah untuk memperketat regulasi pengendalian tembakau
✅ Melarang iklan rokok yang menargetkan wanita dan anak-anak
✅ Meningkatkan cukai rokok, agar akses terhadap produk tembakau semakin terbatas
“Kami percaya bahwa dengan sinergi antara pemerintah, organisasi masyarakat, dan sektor swasta, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung wanita Indonesia untuk hidup sehat tanpa tembakau,” tambah Annisa Pohan Yudhoyono.